Wednesday, October 2, 2013
Pernah Ada
Pernah Ada

Thursday, September 13, 2012
Mengharapmu
Jika sekarang aku hanya sekedar pelarianmu, maka suatu saat nanti aku berharap aku adalah persinggahanmu yang terakhir.
Menyakitkan adalah ketika orang yang kamu sayangi bercerita tentang orang yang dia sayangi, kepadamu.
Aah...betapa perihnya hati ini tiap kali ku dengar engkau menyebut dirinya dengan kata 'wanitaku'. Seberapa tidak pekanya dirimu kepadaku setiap kali kali engkau bercerita tentangnya dan aku hanya bergumam ooh padamu.
Apa kamu tidak mampu membaca ketulusan yang terpancar dimataku?
Apa aku hanya pantas menyandang status sahabat buatmu?
Apa kamu tak menyadari siapa yang lebih tulus menyayangimu?
Dan......
Apa aku salah jika mengharapkan kamu merasakan perasaanku?
Apa aku salah jika berharap aku dan kamu menjadi kita?
Apa aku salah jika mencintaimu diam-diam?
Mengharapmu

Saturday, September 8, 2012
Tentang Rasa (Dwitasari)
Kita pernah sepakat, untuk tak satukan rasa, untuk membiarkan semuanya termakan waktu, lalu terlupakan oleh jarak yang terbentang. Aku dan kamu pernah berjanji, agar tak membawa segala rasa dan persepsi ke arah yang lebih serius. Kita bertahan, terus
bertahan, namun semua diluar dugaan. Sesuatu yang telah kita tolak kehadirannya memilih untuk
menampakan diri. Lalu, aku dan kamu semakin mencoba untuk tak peduli, dan bertahan untuk merawat gengsi.
Tak bisa dipungkiri, ada rindu yang diam-diam tertanam, ketika ragamu tak mampu kurengkuh, ketika sentuhanmu tak selalu kurasakan.
Kita menjalin hubungan, tak terikat, tapi timbulkan beberapa akibat; jatuh cinta. Iya, dan aku dan kamu masih berusaha memungkiri yang selama ini terjadi. Tak mau saling mengaku dan masih ingin
menyembunyikan. Aku dan kamu masih terlibat trauma, dan tak ingin buru-buru mengucap kata cinta.
Sekarang, ketika pengakuan sudah saling terucapkan, ketika rasa kita mulai temukan penyatuan, ternyata masih ada tantangan; jarak. Yang sulit kita lawan dan sangat sulit kita hadapi sendiri. Masih ada pertengkaran di tengah rasa rindu, dan ada rasa rindu di balik rasa angkuh dan keras kepala kita
masing-masing.
Mengutip perkataanmu, saat dekat ribut, saat jauh baru terasa kangen.
Lihatlah, kita saling mencintai, mengasihi tapi kebingungan mencari cara untuk mengungkapkan dan mengucapkan. Kita terlalu berharap pada waktu dan juga keadaan yang diam-diam akan bocorkan yang kita rasakan.
Sampai sekarang tak ada status yang benar-benar jelas.
Kadang, kita menjauh, kadang, saling berdekatan. Kita seperti gedung- gedung tinggi di Jakarta, saling
berhadapan tapi enggan
bersentuhan.
Kita terlalu sering dijauhkan jarak, terlalu sering memperdebatkan hal
sepele, tapi rindu masih memegang kendali. Aku dan kamu belum benar- benar saling melupakan.
Jika jemari ditakdirkan untuk menghapus air mata, mengapa kali ini aku menghapus air mataku
sendiri? Dimanakah jemarimu saat tak bisa kau hapuskan air mataku???
Tentang Rasa (Dwitasari)

Sunday, September 2, 2012
Tentang Rindu dan Ketulusan
Merindukanmu diam-diam, perihnya pun juga saya simpan diam-diam~» Dwitasari.
Siapa sih yang tidak mengenal blogger muda satu itu? Semua tulisannya diblog dan twitter terkadang menyisakan genangan air disudut mataku, meskipun profilnya menjelaskan "tidak semua yang kamu baca adalah kamu" tapi mau bagaimana lagi?
Tulisan itu mewakili perasaanku, seperti salah satu twiit yang saya copy dari timeline. " Merindukanmu diam-diam, perihnya pun juga saya simpan diam-diam"
Iya...rindu diam-diam adalah perasaan yang sulit.
Merindukannya disetiap larutnya malam tanpa pernah dia ketahui.
Merindukannya dikala fajar menyapa tanpa pernah dia sadari, dan yang perih adalah ketika kamu merindukannya dan dia pun merindukan seorang wanita, tapi itu bukan kamu.
Tapi, apalagi yang lebih tulus selain merindukannya meskipun kamu sadar dia tidak merindukanmu? Tidak ada yang lebih tulus selain mendoakannya meskipun dia mendoakan yang lain. Bukankah kebahagiaan sesungguhnya adalah ketika kamu bahagia melihat orang yang kamu sayangi bagahia. Cinta itu tidak egois, tidak menuntut dan tidak mengharap. Cinta itu ketulusan, meskipun bukan dirimu yang terpilih oleh cinta pada akhirnya.

Friday, August 31, 2012
End Of You
maka kamu adalah bagian dari kenangan itu.
Kamu, yang dulu menjadi pukul empat lebih dua puluh menitku sekarang tidak lagi menjadi pukul sekian dari 24 jam yang ku punya.
Kamu, yang dulu menjadi orang pertama dari hidupku kini telah menjadi orang sekian dari kesekian orang dalam hidupku.
Kamu, yang dulu ku harapkan sekarang
telah aku lepaskan.
Kamu, yang dulu menjadi orang yang
selalu aku ceritakan dalam tulisanku kini
harus aku akhiri. Menamatkan tulisan-
tulisanku tentangmu dan kemudian
menggantikannya dengan judul baru.
Terima kasih untuk segores keindahan yang pernah kamu bagi.
Selamat tinggal masa lalu.
Selamat datang masa depan
End Of You

Tuesday, August 28, 2012
Apa Kabar Dirimu?
Hy…apa kabar? Pertanyaan yang tak pernah absent untukmu selama kita tidak berjumpa, yah…tepatnya sebulan lalu, 28 Juli 2012, bukan? Bahkan aku masih ingat dengan jelas menit dan detiknya, dan bagaimana cara kita mengakhiri pertemuan kita setelah kebersamaan yang tidak cukup sebulan itu. Semua terasa singkat, pertemuan yang begitu singkat dan dengan perasaan yang tiba-tiba hadir dihatiku untukmu, tepatnya. Tapi satu yang kusadari, dan begithu sangat tidak singkat untukku yaitu mencintai dan merindukanmu. Aku tidak pernah merasa ingin singkat untuk mencintaimu dan merindukanmu.
Long Distance Relationship, situasi yang telah aku sadari sebelum aku dan kamu, kita menjadi lebih dekat. Yah pastilah, aku Cuma liburan kesana tapi takdir selalu memberikan kejutannya padaku. Yang akhirnya, mempertemukan aku denganmu, menyatukan hatiku dan hatimu (yang entah sampai kapan), dan yang paling berubah adalah, kamu yang menggantikan dia yang dulu menjadi tokoh utama dalam hidupku dan dalam tulisanku.
Ingat 2 hari sebelum kita pisah? Ah…iya, aku masih ingat. Yang malam itu akhirnya kamu jujur ke aku, kalau sebenarnya kamu daftar polisi dan besoknya adalah hari pengumuman. Aku sempat nyessek loh, kenapa baru waktu itu kamu cerita ke aku. Dan satu hal yang harus aku terima lagi, selain LDR denganmu maka tidak akan ada komunikasi selama 2 bulan diawal pendidikanmu. Iya, kalau dua bulan tapi kalau sampai pendidikanmu selesai baru kamu dibolehin pegang hp berarti selama 7 bulan kita nggak komunikasi? Syukurnya juga kalau kamu lulus di kota dimana aku kuliah tapi kalau lulusnya di Ibu kota? Aah…pikiranku saat itu udah benaran kacau badai, padahal belum ada kepastian kamu lulus atau enggak.
Pas hari H pengumumanmu, lagi-lagi kamu tega buat aku deg-degan, khawatir badai dan segala macamnya. Gimana tidak, aku hubungin kamu dari jam 8 pagi sampai buka puasa dan kamu benar-benar nggak ngasih aku kabar, malahan hpmu di nonaktifkan, iya kan? Padahal kamu tahu, besoknya itu aku udah harus balik ke Sulawesi.
Aku bahkan sempat khawatir, kalau malam yang kita janjikan untuk jalan ke Monumen akan batal juga. Hingga akhirnya, pukul 6.30, kamu datang ke resto tanpa senyuman bahkan ketika aku menyapamu dengan senyuman. Kamu mengambil duduk disampingku tapi tanpa melihat ke arahku.
“gimana hasilnya, kak? Kok nggak kasih kabar?” tanyaku padamu.
Hening panjang…nggak ada jawaban, lagi-lagi kamu membisu.
“Kaak…” rengengekku waktu itu.
“kakak…nggak lulus”. Ucapmu. Deeeg…jantungku seakan berhenti berdetak, inikah yang ku inginkan? Tapi aku juga tidak menginginkan kesedihannya.
Bahkan aduanku ke Mama, hanya dijawab dengan senyuman dan lagi-lagi Cuma ucapan seperti siang tadi, “Percaya…dia pasti lulus”.
Aku yang udah cemburut lagi-lagi ngomong ke Mama, “ahh…Mama soktau, dia ajah bilang nggak lulus.”
Hingga akhirnya tawamu pecah, dan bilang kalau kamu lulus hanya saja ini ide gila kamu dan Mama buat ngerjain aku. Rencana kamu waktu ke resto tadi siang, pas aku lagi keluar.
Senengnya itu, ketika lihat Mama akur dengan orang yang aku sayang. Eh iya yah…kamu memang bukannya minta izin dulu ke Mama sebelum akhirnya benar-benar dekatin aku. Bahagianya lagi, pas tahu kamu lulus dikota dimana aku melanjutkan kuliah.
Hmmm……aku harap, aku menjadi orang kedua yang kamu hubungin setelah orang tuamu ketika pendidikanmu berakhir.
Apa Kabar Dirimu?

Wednesday, May 9, 2012
Cinta Diam-Diam
Orang yang jatuh cinta diam-diam tahu dengan detail semua informasi orang yang mereka cintai “diam-diam” itu, walaupun mereka belum pernah bertemu.
Mereka akan tahu nama panjangnya, berapa jumlah sodaranya, biasa makan di kantin mana, apa makanan kesukaannya, akun twitter dan facebooknya, rumahnya, warna kesukaannya, dan lain lain.
Dari mana mereka tau semua itu?
Seperti biasa.. dari informasi, dari teman, dari pengamatan sendiri, dan dari rasa ingin tau yang tinggi tentang orang yang sedang di taksir.
Orang yang jatuh cinta diam-diam memenuhi catatannya dengan perasaan hati yang tak tersampaikan.
Mereka menulis surat cinta yang-gak-akan-pernah-disampaikan di belakang buku catatan mereka. menulis inisial nama mereka dengan diimbuhi lambang LOVE, membuat puisi-puisi dan lirik lagu yang mewakili perasaan mereka, menggambar karikatur orang yang di cintai “diam-diam” dan lain-lain.
Orang yang jatuh cinta diam-diam akan selalu merasa senang saat berpapasan dengan orang yang mereka cintai diam-diam.
Walaupun hanya dalam hitungan detik, tapi pada saat itulah mereka akan merasa sangat dekat dengan orang yang mereka cintai diam-diam tsb.
Orang yang jatuh cinta diam-diam akan sering melamun dan menyesali saat-saat ada didekat orang yang mereka cintai diam-diam namun tidak berani mengeluarkan sepatah katapun,
Orang yang jatuh cinta diam-diam akan merasa cukup dengan hanya melihat orang yang mereka cintai diam-diam dari jauh, dan memastikan mereka tertawa lepas bersama teman-teman mereka lainnya.
Pada akhirnya…
Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendoakan.
Mereka Cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap.
Pengharapan yang udah ada dari dulu, tumbuh dalem hati mereka, dari keciiil, trus semakin besar semakin besar, dan pada akhirnya menjauh.
Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya hanya bisa menerima
Mereka harus bisa menerima kenyataan bahwa kenyataan berbeda dengan apa yang mereka inginkan.
(karena sebenarnya Allah tidak memberi semua hal yang kita inginkan, tapi DIA Yang Maha Esa akan selalu memenuhi semua hal yang kita butuhkan)
Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa merelakan.
Mereka Cuma bisa merelakan orang yang mereka cintai “diam-diam” tersenyum, hidup, dan bahagia dengan orang lain yang orang tsb cintai
Orang yang jatuh cinta diam-diam, hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, “jatuh cinta sendirian”
sumber : marmut merah jambu – raditya dika (dengan sedikit perubahan) :D
Cinta Diam-Diam
