Hy…apa kabar? Pertanyaan yang tak pernah absent untukmu selama kita tidak berjumpa, yah…tepatnya sebulan lalu, 28 Juli 2012, bukan? Bahkan aku masih ingat dengan jelas menit dan detiknya, dan bagaimana cara kita mengakhiri pertemuan kita setelah kebersamaan yang tidak cukup sebulan itu. Semua terasa singkat, pertemuan yang begitu singkat dan dengan perasaan yang tiba-tiba hadir dihatiku untukmu, tepatnya. Tapi satu yang kusadari, dan begithu sangat tidak singkat untukku yaitu mencintai dan merindukanmu. Aku tidak pernah merasa ingin singkat untuk mencintaimu dan merindukanmu.
Long Distance Relationship, situasi yang telah aku sadari sebelum aku dan kamu, kita menjadi lebih dekat. Yah pastilah, aku Cuma liburan kesana tapi takdir selalu memberikan kejutannya padaku. Yang akhirnya, mempertemukan aku denganmu, menyatukan hatiku dan hatimu (yang entah sampai kapan), dan yang paling berubah adalah, kamu yang menggantikan dia yang dulu menjadi tokoh utama dalam hidupku dan dalam tulisanku.
Ingat 2 hari sebelum kita pisah? Ah…iya, aku masih ingat. Yang malam itu akhirnya kamu jujur ke aku, kalau sebenarnya kamu daftar polisi dan besoknya adalah hari pengumuman. Aku sempat nyessek loh, kenapa baru waktu itu kamu cerita ke aku. Dan satu hal yang harus aku terima lagi, selain LDR denganmu maka tidak akan ada komunikasi selama 2 bulan diawal pendidikanmu. Iya, kalau dua bulan tapi kalau sampai pendidikanmu selesai baru kamu dibolehin pegang hp berarti selama 7 bulan kita nggak komunikasi? Syukurnya juga kalau kamu lulus di kota dimana aku kuliah tapi kalau lulusnya di Ibu kota? Aah…pikiranku saat itu udah benaran kacau badai, padahal belum ada kepastian kamu lulus atau enggak.
Pas hari H pengumumanmu, lagi-lagi kamu tega buat aku deg-degan, khawatir badai dan segala macamnya. Gimana tidak, aku hubungin kamu dari jam 8 pagi sampai buka puasa dan kamu benar-benar nggak ngasih aku kabar, malahan hpmu di nonaktifkan, iya kan? Padahal kamu tahu, besoknya itu aku udah harus balik ke Sulawesi.
Aku bahkan sempat khawatir, kalau malam yang kita janjikan untuk jalan ke Monumen akan batal juga. Hingga akhirnya, pukul 6.30, kamu datang ke resto tanpa senyuman bahkan ketika aku menyapamu dengan senyuman. Kamu mengambil duduk disampingku tapi tanpa melihat ke arahku.
“gimana hasilnya, kak? Kok nggak kasih kabar?” tanyaku padamu.
Hening panjang…nggak ada jawaban, lagi-lagi kamu membisu.
“Kaak…” rengengekku waktu itu.
“kakak…nggak lulus”. Ucapmu. Deeeg…jantungku seakan berhenti berdetak, inikah yang ku inginkan? Tapi aku juga tidak menginginkan kesedihannya.
Bahkan aduanku ke Mama, hanya dijawab dengan senyuman dan lagi-lagi Cuma ucapan seperti siang tadi, “Percaya…dia pasti lulus”.
Aku yang udah cemburut lagi-lagi ngomong ke Mama, “ahh…Mama soktau, dia ajah bilang nggak lulus.”
Hingga akhirnya tawamu pecah, dan bilang kalau kamu lulus hanya saja ini ide gila kamu dan Mama buat ngerjain aku. Rencana kamu waktu ke resto tadi siang, pas aku lagi keluar.
Senengnya itu, ketika lihat Mama akur dengan orang yang aku sayang. Eh iya yah…kamu memang bukannya minta izin dulu ke Mama sebelum akhirnya benar-benar dekatin aku. Bahagianya lagi, pas tahu kamu lulus dikota dimana aku melanjutkan kuliah.
Hmmm……aku harap, aku menjadi orang kedua yang kamu hubungin setelah orang tuamu ketika pendidikanmu berakhir.
Tuesday, August 28, 2012
Apa Kabar Dirimu?
Posted By:
Nurafiyyah Yuzrifa Razak
Apa Kabar Dirimu?

Labels:
Absurd
Post a Comment
Facebook
Blogger
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment