Merindukanmu diam-diam, perihnya pun juga saya simpan diam-diam~» Dwitasari.
Siapa sih yang tidak mengenal blogger muda satu itu? Semua tulisannya diblog dan twitter terkadang menyisakan genangan air disudut mataku, meskipun profilnya menjelaskan "tidak semua yang kamu baca adalah kamu" tapi mau bagaimana lagi?
Tulisan itu mewakili perasaanku, seperti salah satu twiit yang saya copy dari timeline. " Merindukanmu diam-diam, perihnya pun juga saya simpan diam-diam"
Iya...rindu diam-diam adalah perasaan yang sulit.
Merindukannya disetiap larutnya malam tanpa pernah dia ketahui.
Merindukannya dikala fajar menyapa tanpa pernah dia sadari, dan yang perih adalah ketika kamu merindukannya dan dia pun merindukan seorang wanita, tapi itu bukan kamu.
Tapi, apalagi yang lebih tulus selain merindukannya meskipun kamu sadar dia tidak merindukanmu? Tidak ada yang lebih tulus selain mendoakannya meskipun dia mendoakan yang lain. Bukankah kebahagiaan sesungguhnya adalah ketika kamu bahagia melihat orang yang kamu sayangi bagahia. Cinta itu tidak egois, tidak menuntut dan tidak mengharap. Cinta itu ketulusan, meskipun bukan dirimu yang terpilih oleh cinta pada akhirnya.
No comments:
Post a Comment