Wednesday, October 2, 2013

Pernah Ada


Kamu pernah ada.
Terutama ketika aku sedang membutuhkan teman untuk berbicara. Dan kamu tiba-tiba saja disana. Mengajakku tertawa dengan kekonyolan-kekonyolanmu sampai aku lupa bahwa sebenarnya kita tidak pernah benar-benar bersama. Aku disini, kamu disana.

Kamu pernah ada.
Dalam doa-doaku, agar suatu hari Tuhan tidak hanya menumbuhkan perasaan menjengkelkan berupa kenyamanan yang saat ini aku rasakan. Aku meminta lebih, layaknya manusia umumnya. Aku minta diberi kesempatan agar kelak kita diberi kesempatan untuksaling jatuh cinta, lalu bahagia lebih lama dari selamanya. Terkesan seperti roman, tapi aku bilang itu harapan.
Kamu pernah ada.
Dalam kata-kata yang aku rangkai dengan tersenyum-senyum sendiri, atau dengan merasakan sesak di dada. Tergantung apakah rangkaian kata itu sedang menggambarkan detail tentang kamu atau sedang menggambarkan harapanku yang tetap hanya menjadi ‘harapanku’.
Kamu, terima kasih sudah pernah ada. Terima kasih sudah memberi banyak tawa. Terima kasih sudah menaruh puluhan giga byte memori ke hard disk kepalaku. Aku tidak pernah harus berpura-pura menjadi orang lain ketika bersamamu.
Kalau ada yang bertanya apa hal terbaik yang pernah terjadi kepadaku, aku akan menjawab momen-momen percakapanku denganmu.
Dan kalau ada yang bertanya apa aku bahagia melewati semuanya? Aku akan menjawab. “Ya, Aku bahagia…”
Tapi kalau semua kata pernah disemua paragraph di atas dihapus, aku pasti lebih berbahagia.

Pernah Ada

Share:

Post a Comment

Facebook
Blogger

No comments:

Post a Comment

Follow Us

About Us

Advertisment

Like Us

© Viya's World All rights reserved | Theme Designed by Seo Blogger Templates