Friday, May 4, 2012

CERPEN (Sahabat Facebook)

Barbaring tengkurap dan menatap layar laptop, itulah kegiatan Seila di waktu senggang atau disaat dia merasa jenuh dan bosan untuk menyelesaikan semua tugas-tugas sekolahnya apalagi disaat menjelang ujian nasional.
Seila, itulah sapaan untuk gadis manis yang berusia 17 tahun ini dan sebentar lagi akan menamatkan sekolahnya.
Hari ini Seila bebas melakukan apa saja yang membuat hatinya merasa senang karena sekedar menghabiskan masa liburan pasca idul fitri.
Bermalas-malasan adalah sifat Seila yang terkadang jadi bahan omelan mamanya tapi sekalipun Seila tidak pernah ambil pusing terhadap hobi mamany.
"Seila....mandi dulu, udah Siang!" Teriak mamanya dari dalam dapur.

Hening, tak ada jawaban sama sekali.
Perasaan mamanya pun mulai gusar dan dengan terpaksa Bu Yeni, Mama Seila menghampiri kamar anaknya untuk memastikan apa yang sedang anaknya kerjakan.
"Ya ampun, anak gadis kok jam segini belum mandi?" omel Bu Yeni kepada Seila.

Waktu itu memang telah menunjukkan pukul 11.45 dan sebentar lagi waktu dzuhur akan tiba.
"Ayo...bangun. Udah siang Seila! kamu mau punya suami yang udah tua kalau mandinya kesiangan terus?" omel Bu Yeni makin menjadi-jadi.
"Yeeh..mama,, Seila telat mandi kalau cuma hari libur kok. Kalau waktu sekolahkan Seila rajin mandi." jawab Seira tanpa melihat mamanya.
"Gak mau dengar alasan, pokoknya sekarang Seila mandi atau uang jajan dan seluruh fasilitasmu mama cabut!" ancam mamanya.
"Huuh...gubrak! Jangan Ma, iya Seila mandi the.Bawel yah mama?" lanjut Seila dengan nada pelan.
"Apa? Seila ngomong apa barusan" tanya mamanya.
"Gak ngomong apa-apa ma, Seila cuma bilang Seila bahagia punya mama seperti mama." Ucap Seila mencoba ngeles karena dia pikir Mamanya gak bakal dengar.
"Ya sudah. Seila mandi dulu yah Ma" izin Seila kemudian mencium pipi mamanya dan menuju ke kamar mandi.
Mama Seila hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku anak sulungnya yang sangat manja bahkan jauh lebih manja dari adiknya.
Mungkin karena waktu papanya masih hidup Seila sering dimanjakan.

Setelah merasa semua kegiatan rumah telah diselesaikannya kini Seila kembali menyalakan laptop dan membuka facebooknya.
Sekitar 5 menit Seila online, tapi sudah begitu banyak orang-orang facebook yang mengajaknya kenalan lewat chat atau hanya sekedar mengucapkan mohon maaf lahir batin.
Tapi ada satu cowok yang membuat Seila tertarik untuk lebih berlama-lama memainkan facebooknya.
"Assalamu alaikum, mohon maaf lahir batin" sapa teman facebook Seila yang bernama Afifahtul Azam
"Walaikum salam, too!" jawab Seila singkat.

Seila merasa tidak asing lagi dengan wajah dan akun cowok ini.
Yaah...cowok yang pernah membuat Seila muak dengan komentar-komentar yang sok kenal bahkan pernah menuduh Seila sebagai cewek poker.
"Kok gitu aja?" tanya cowok itu lagi.
''Jadi maunya apa?" tanya Seila sedikit ketus
"Minta maaf juga ke', apalah." jelas cowok yang diketahui Seila bernama Azam.
"Berrr...kamu kali yang banyak salah ma aku, pernah ngatain aku cewek poker. Someng yah." ucap Seila kesal pada cowok diseberang layar monitor.
"Masa sih, kok aku nggak ingat yah?:D" jawab Azam
"Huuaah....pura-pura nggak ingat lagi..:p." ledek Seila.
Itulah awal perkenalan Seila dan Azam.
Cowok yang berusia 20 tahun yang merupakan seorang mahasiswa fakultas Hukum di salah satu Universitas Negeri di Makassar.
Awal perkenalan Seila den Azam bisa dibilang cukup singkat, tapi kelihatannya mereka sudah sangat akrab dan enggan lagi untuk saling mengejek.
Mungkin karena Seila yang memang supel, loyal, dan lucu hingga gampang bergaul apalagi sifat Azam tidak jauh berbeda dengan sifat Seila.
Banyak hal yang mereka bahas dan tertawakan meskipun hanya lewat chat.
Hingga akhirnya Azam harus pamit kepada Seila karena ingin mengunjungi rumah teman kampusnya.

Sejenak Seila ingin memejamkan matanya tapi tiba-tiba mamanya datang memanggilnya karena Seila kedatangan tamu yang sangat asing menurut mamanya, dan baru kali ini berkunjung ke rumah dan mencari Seila.
"Sel, ada yang cariin kamu." ucap mamanya ketika memasuki kamar Seila.
"Siapa ma?" tanya Seila penasaran karena dia merasa tidak memiliki janji dengan teman-temannya hari ini.
"Salah orang kali Ma, Seila gak ada janji hari ini" ucap Seila memelas karena sudah merasa sangat ngantuk.
"Makanya keluar dulu biar bisa tahu dia siapa" perintah mamanya.
Dengan terpaksa Seila bangkit dari pembaringan menuju ruang tamu mencoba mengintip cowok itu dari balik jendela dan tiba-tiba ada rasa heran dan tidak percaya dengan apa yang dia lihat Seila..
"Di-a?" ucap Seila dalam hati..
"Mau ngapain dia kesini? Gak tau malu banget yah..huuhh" teriak batin Seila.
"Ma...tolong bilangin ke orang itu Seila gak ada di rumah." pinta Seila kepada mamanya dengan memelas.
"Gak bisa, mama dah terlanjur bilang kalau Seila ada di rumah.
Mama gak pernah ajarin Seila tuk berbohong dan Mama tidak mau tahu apa masalah kamu dengan dia yang pasti sekarang kamu keluar dan temuin dia." jelas mamanya dengan tegas.
"Tapi Ma..Seila benci ma dia, Seila muak liat mukanya. Pokoknya Seila gak mau." jawab Seila tak kalah tegas.
Perdebatan Seila dan Mama makin sengit, hingga banyak kata-kata yang dikeluarkan Mamanya tidak sesuai dengan harapan Seila.
Mama Seila juga merasa malu kepada temannya yang kebetulan berkunjung ke rumahnya, Bu Yeni malu jika harus dianggap tidak mendidik anaknya untuk sopan dan menghargai tamu.
Dengan rasa menyesal Seila terpaksa keluar menemui orang itu yang tak lain dan tak bukan adalah mantan pacar Seila, orang yang Seila benci bahkan muak untuk melihat mukanya lagi.
Seila membenci cowok itu bukan karena dia pernah menghianati Sheila, tidak tapi karena cowok itu bajingan dan tidak pantas tuk dimaafkan.
Dengan muka kusut dan senyuman keterpaksaan Seila menemui cowok itu dan untung saja cowok itu cepat nyadar kalau kehadiarannya membuat Seila terganggu sehingga dia cepat pamitan.
Perasaan Seila kini telah lega tapi tidak untuk semua ucapan mamanya bahkan kata-kata teman mamanya yang seraya mengejek dirinya membuat hati Seila sakit dan sesak.
Seila hanya mampu meluapkan kekesalannya kepada facebook, mengupdate status sesuai perasaan yang menuliskan statusnya
"PENGEN CURHAAAAT...:'(..
3 menit kemudian Seila kembali memeriksa pemberitahuannya dan ternyata cukup banyak yang merespon tapi ada satu yang membuatnya tersenyum, siapa lagi kalau bukan Azam.

"Curhat ajaa...kan ada aku" ucap Azam dikomentnya.
"Gimana caranya kak? Emangnya maseh bisa chat?" tanya Selia.
"lewat handpone bisa kok:-)" Azam menawarkan bantuan.
"yah udah, kirim nope'nya di inbox yah;-)" balas Seila.
Setelah mendapat nomer Azam, Seila tidak membuang kesempatannya untuk menghubungi nomer Azam, menceritakan semua unek-uneknya saat ini.
Pembicaraan mereka ditelfon sangatlah akrab, seperti telah lama saling kenal.
Dan anehnya, semua kata-kata Azam seakan-akan menghipnotis Seila, menuerutnya itu adalah perkataan yang sangat bijak. Azam memberikan masukan-masukan yang slama ini Seila belum dapatkan dari teman-temannya.
Seila sadar bahwa Azam memang berbeda dengan yang lain, pola pikir, amanat bahkan semua kata-katanya sangat bijak.
Bahkan Seila merasakan kehadiran sosok seorang kakak yang selama ini dinantinya.
Telah 2 minggu Seila mengenal Azam, banyak pengalaman yang Seila cerita kepada Azam. Ada yang hilang bagi Seila jika tidak mendengar suara Azam, meskipun setiap katanya selalu salah menurut Azam dan tidak jarang Seila mendapat kritikan pedas dari Azam.
"Memang susah jika harus berdebat dengan anak hukum." kata Seila jika lagi-lagi pendapatnya dipatahkan Azam.
Yaaah...namanya juga persahabatan apalagi persahabatan maya, pasti punya masalah disetiap keakraban. Apalagi Seila yang masih sangat kekanak-kanakan kadang tidak berfikir rasio untuk mengeluarkan kata-kata, hingga pada suatu ketika Azam merasa kecewa dengan Seila yang mengatakan bahwa dia tidak lagi percaya pada Azam.
Seila tak pernah menyadari bahwa Azam sangatlah peka dengan kata TIDAK PERCAYA.
Hingga pada suatu hari Seila baru sadar ketika, sahabat Azam memperingatkan Seila untuk jauh dari Azam, karena Seila tidak pantas jadi teman Azam.
Dan memperingatkan Seila untuk tidak jatuh cinta pada Azam.
Perasaan Seila benar-benar sakit, bahkan untuk mencari kebenaran Seila sudah tidak ingin lagi, keegoisan Seila kembali muncul tanpa mempertimbangkan tindakannya, Seila mengirim pesan kepada Azam yang berkata :
"Mungkin saat ini bukan waktu yang tepat untuk bersahabat apalagi menjadi saudara untukmu tapi pernah mengenalmu, aku sangat bersyukur karna sempat membuatku merasakan kehadiran sosok seorang kakak. Aku tidak menyalahkan dia karna kau telah mengajariku untuk selalu tidak menyalahkan orang lain bagaimanpun kondisinya dan mulai sekarang aku akan berusaha mematuhi itu.
Seila,.kamu maseh sangat mudah dan masih begitu banyak pertanyaan hidup yang harus kau jawab"... (sepenggal kata yang tak mungkin terlupakan)
Thanks for all."
Itulah isi sms Seila untuk Azam.

*****
Hari-hari Seila terasa hampa tanpa kehadiran Azam, ada rasa rindu yang menderu hatinya tapi tak tahu apa yang harus dilakukannya.
Seila sadar, Azam sangatlah penting untuk hidup Seila tapi apa Azam sadar hal itu?
Azam mungkin tak pernah tau seberapa penting hadirnya untuk Seila.
Bahkan Seila tak mampu melupakan sosok Azam dalam benaknya, seperti teka-teki yang pernah diajukan Azam untuknya.
"Sel, jika kamu melihat bintang kemudian bintang itu berpindah, apa yang akan kau lihat" tanya Azam padanya malam itu tapi sayangnya Seila tak mampu menjawab dengan tepat.
Seila baru sadar makna dari teka-teki itu.
Kemanapun bintang itu pergi, Seila akan tetap melihat bintang.
Sama dengan yang dirasakannya sekarang, kemanapun Azam pergi, Azam akan selalu ada dalam pikiran Seila.

Kini hari-hari Seila dilalui tanpa Azam lagi, tapi tiba-tiba muncul sosok seorang gadis yang bernama Fadlia yang seumuran dengan Seila, yang ternyata orang yang telah Azam anggap adik.
Fadlia seakan menggantikan posisi Azam dalam hari Seila yang awalnya tak disadari Seila.
Hingga suatu hari Fad menceritakan semua tentang gerakan dibalik layar sahabat-sahabat Azam, itu semua untuk membuat Seila berubah menjadi sosok gadis yang mampu berfikir dewasa, tidak menganggap masalah sebagai penderitaan bahkan tidak mempertahankan prinsip-prinsip yang hanya membuat Seila sakit.
Kini Seila salah beranggapan salah kepada sahabat-sahabat Azam, yang sebenarnya peduli kepada dirinya.
Bahkan Fad menyuruh Seila untuk menghubungi Azam.
Mulanya Seila tidak ingin karena dirinya merasa banyak menyusahkan Azam tapi berkat kepiawaian Fad untuk meyakinkan Seila hingga akhirnya Seila menyanggupi keinginan Fadlia.

"Halo selamat malam" ucap Azam dari balik telefon.
"Malam kak" jawab Seila agak gugup.
"Apa kabar Sel, baikkan?" tanya Azam dengan sangat ramah.
"Kak, Seila minta maaf atas kata-kata yang kemarin. Seila gak maksud..." belum sempat menyelesaikan ucapannya tiba-tiba Azam memotong.
"Udahlaah,gak usah dibahas. Kita akan selalu jadi teman. Deal?" tanya Azam kepada Seila.

Kini perasaan Seila benar-benar lega telah mendapatkan dan bisa tetap dekat dengan Azam meskipun hanya sebagai sahabat maya.
Hingga suatu hari, tepat tanggal 7 Januari, usia Azam genap 21 tahun.
Hari itu Seila berjanji untuk menemui Azam setelah dia menyelesaikan Ujian Nasionalnya yang tinggal beberapa bulan.

END

CERPEN (Sahabat Facebook)

Share:

Post a Comment

Facebook
Blogger

No comments:

Post a Comment

Follow Us

About Us

Advertisment

Like Us

© Viya's World All rights reserved | Theme Designed by Seo Blogger Templates