Jika aku diminta menyebutkan kejadian-kejadian yang mengesankan dalam hidupku sebelum aku benar-benar meninggalkan kalian untuk selamanya maka moment ini pun akan ada dalam list ‘hari yang tak terlupakan’….
Aku yang terbaring terkapar menahan rasa sakit sejak pulang dari kampus, tertidur bersama sakit hingga terbangun pun masih bersama sakit.
Bingung, sebenarnya sakit itu siapa sih? Kok dia begitu setia denganku. Tapi kali ini aku sudah lebih kuat, biasanya ketika tulang belakangku lemas aku langsung ajah mewek gak bisa nahan sakit tapi sekarang rasanya tulang belakangku akan rontok bahkan telah menjalarkan rasa sakitnya hingga ke syaraf kepalaku tapi aku? gak nangis sekali. (kirain hatiku udah mempan dan lupa caranya nangis J)
Hingga usai shalat Isya sakitnya pun gak minggat-minggat dari kepalaku.
Dan pada saat my cousin, nge-on laptop kakaknya dan periksa koleksian film dan nemulah dia satu judul film yang menurutnya asing. Tadinya dikirain film baru, tapi pas ku tanyain judulnya apa. Aku langsung lemas lagi, kirain film korea ternyata film barat, itupun film zaman 2001.
Tiba-tiba sepupu cewekku nyeletuk, ‘wwaah…ini film keren abis, aku nontonnya sampe nangis loh’.
Bimsalabim, aku penasaran dan akhirnya aku ikutan beranjak keluar dari kamar dan ikutan ngumpu, melupakan sakit kepala yang menggangguku.
Judulnya itu JOHN Q. udah pada nontonkan? Yah iyalah, itukan film lama, akunya ajah yang ndeso baru mau nonton itu film. tapi karena ‘mungkin’ kalian udah lupa-lupa ingat ma cerita itu film jadi saya akan menceritakan secara singkat cerita JOHN Q.
Awalnya itu, terjadi sebuah kecelakaan. Sebuah mobil truk menabrak seorang wanita yang berada dalam mobil pribadi. (aku ajah bingung, awalnya kok kayak gitu).
Dan inilah intinya, John Q, seorang pekerja pabrik yang tinggal bersama Istri dan Anaknya, Mike, dalam keluarga yang sangat sederhana. John Q mendapat masalah yang sanagt berat ketika Mike pingsan saat sedang mengikuti turnament kecil. Mereka pun melarikan sang buah hati ke rumah sakit dan dokter menyatakan bahwa Mike harus melakukan transplantasi jantung jika ia masih ingin melihat anaknya hidup. Namun biaya yang dibutuhkan sebesar 75.000 dolar. Bahkan asuransi yang John miliki pun tidak lagi bisa ia pergunakan.
Hingga akhirnya, John rela menjual semua barang-barang miliknya untuk mengumpulkan biaya perawatan anaknya.
Tapi tetap saja tidak berhasil , hingga dokter memutuskan untuk memberhantikan perawatan kepada Mike karena John tidak mampu membayar biaya perawatan tersebut.
John pun bertindak anarkis, dia menyandera dokter specialis jantung yang merawat anaknya beserta perawat dan pasien-pasien yang berada di dalam ruang UGD.
John melakukan itu semua agar nama anaknya dimasukkan dalam daftar penerima donor jantung. Keinginannya pun terpenuhi, namun kepolisian menjebak John dan mencoba menembak John dari arah lubang udara. Untung saja John terselamatkan dan disitulah ia merasa di tipu.
John meminta anaknya untuk segerakan di pindahkan ke ruang UGD, dengan jaminan polisi yang menembaknya akan dia lepaskan. Karena John ingin bertemu Mike.
John menginginkan anaknya segera dioperasi, namun dokter menyatakan tidak semudah itu mendapatkan pendonor yang tepat dengan jantung, darah, dan juga rongga dada Mike. Tapi John bersikeras agar Mike tetap di operasi dan dia siap bunuh diri agar jantungnya bisa digunakan untuk Mike karena jantung mereka memang cocok.
John rela mati asalkan Mike tetap hidup.
Ketika John ingin menembak dirinya, tiba-tiba istrinya datang dan berteriak dari luar UGD bahwa mereka mendapatkan donor yang cocok dengan jantung Mike, yah dia adalah korban kecelakaan yang diceritakan di awal film tadi.
Mike berhasil bertahan dengan jantung barunya dan John dimasukkan ke penjara karena telah menyandera 9 orang dalam UGD.
Benar-benar ini film is the best banget, perjalanan operasinya pun nyata. Di situ dilihat dengan jelas ketika jantung Mike digantikan dengan jantung baru dan hal yang paling berkesan untukku adalah ketika John mengatakan ‘butuh biaya untuk sebuah perawatan’.
Ternyata orang tua selalu inginkan yang terbaik untuk anaknya, meskipun terkadang sang anak tidak mengerti orang tuanya. (baru nyadar, fiy)
Yah, boleh dikatalah film ini membuat keegoisanku runtuh dan sekarang aku gak akan ngotot lagi untuk hal-hal yang keluargaku lakukan demi kebaikanku.
John Q, terimakasih karena kau telah memberikan pelajaran yang telah membuka fikiranku untuk selalu menghargai perjuangan orang tua…
Aku yang terbaring terkapar menahan rasa sakit sejak pulang dari kampus, tertidur bersama sakit hingga terbangun pun masih bersama sakit.
Bingung, sebenarnya sakit itu siapa sih? Kok dia begitu setia denganku. Tapi kali ini aku sudah lebih kuat, biasanya ketika tulang belakangku lemas aku langsung ajah mewek gak bisa nahan sakit tapi sekarang rasanya tulang belakangku akan rontok bahkan telah menjalarkan rasa sakitnya hingga ke syaraf kepalaku tapi aku? gak nangis sekali. (kirain hatiku udah mempan dan lupa caranya nangis J)
Hingga usai shalat Isya sakitnya pun gak minggat-minggat dari kepalaku.
Dan pada saat my cousin, nge-on laptop kakaknya dan periksa koleksian film dan nemulah dia satu judul film yang menurutnya asing. Tadinya dikirain film baru, tapi pas ku tanyain judulnya apa. Aku langsung lemas lagi, kirain film korea ternyata film barat, itupun film zaman 2001.
Tiba-tiba sepupu cewekku nyeletuk, ‘wwaah…ini film keren abis, aku nontonnya sampe nangis loh’.
Bimsalabim, aku penasaran dan akhirnya aku ikutan beranjak keluar dari kamar dan ikutan ngumpu, melupakan sakit kepala yang menggangguku.
Judulnya itu JOHN Q. udah pada nontonkan? Yah iyalah, itukan film lama, akunya ajah yang ndeso baru mau nonton itu film. tapi karena ‘mungkin’ kalian udah lupa-lupa ingat ma cerita itu film jadi saya akan menceritakan secara singkat cerita JOHN Q.
Awalnya itu, terjadi sebuah kecelakaan. Sebuah mobil truk menabrak seorang wanita yang berada dalam mobil pribadi. (aku ajah bingung, awalnya kok kayak gitu).
Dan inilah intinya, John Q, seorang pekerja pabrik yang tinggal bersama Istri dan Anaknya, Mike, dalam keluarga yang sangat sederhana. John Q mendapat masalah yang sanagt berat ketika Mike pingsan saat sedang mengikuti turnament kecil. Mereka pun melarikan sang buah hati ke rumah sakit dan dokter menyatakan bahwa Mike harus melakukan transplantasi jantung jika ia masih ingin melihat anaknya hidup. Namun biaya yang dibutuhkan sebesar 75.000 dolar. Bahkan asuransi yang John miliki pun tidak lagi bisa ia pergunakan.
Hingga akhirnya, John rela menjual semua barang-barang miliknya untuk mengumpulkan biaya perawatan anaknya.
Tapi tetap saja tidak berhasil , hingga dokter memutuskan untuk memberhantikan perawatan kepada Mike karena John tidak mampu membayar biaya perawatan tersebut.
John pun bertindak anarkis, dia menyandera dokter specialis jantung yang merawat anaknya beserta perawat dan pasien-pasien yang berada di dalam ruang UGD.
John melakukan itu semua agar nama anaknya dimasukkan dalam daftar penerima donor jantung. Keinginannya pun terpenuhi, namun kepolisian menjebak John dan mencoba menembak John dari arah lubang udara. Untung saja John terselamatkan dan disitulah ia merasa di tipu.
John meminta anaknya untuk segerakan di pindahkan ke ruang UGD, dengan jaminan polisi yang menembaknya akan dia lepaskan. Karena John ingin bertemu Mike.
John menginginkan anaknya segera dioperasi, namun dokter menyatakan tidak semudah itu mendapatkan pendonor yang tepat dengan jantung, darah, dan juga rongga dada Mike. Tapi John bersikeras agar Mike tetap di operasi dan dia siap bunuh diri agar jantungnya bisa digunakan untuk Mike karena jantung mereka memang cocok.
John rela mati asalkan Mike tetap hidup.
Ketika John ingin menembak dirinya, tiba-tiba istrinya datang dan berteriak dari luar UGD bahwa mereka mendapatkan donor yang cocok dengan jantung Mike, yah dia adalah korban kecelakaan yang diceritakan di awal film tadi.
Mike berhasil bertahan dengan jantung barunya dan John dimasukkan ke penjara karena telah menyandera 9 orang dalam UGD.
Benar-benar ini film is the best banget, perjalanan operasinya pun nyata. Di situ dilihat dengan jelas ketika jantung Mike digantikan dengan jantung baru dan hal yang paling berkesan untukku adalah ketika John mengatakan ‘butuh biaya untuk sebuah perawatan’.
Ternyata orang tua selalu inginkan yang terbaik untuk anaknya, meskipun terkadang sang anak tidak mengerti orang tuanya. (baru nyadar, fiy)
Yah, boleh dikatalah film ini membuat keegoisanku runtuh dan sekarang aku gak akan ngotot lagi untuk hal-hal yang keluargaku lakukan demi kebaikanku.
John Q, terimakasih karena kau telah memberikan pelajaran yang telah membuka fikiranku untuk selalu menghargai perjuangan orang tua…
No comments:
Post a Comment