Showing posts with label Absurd. Show all posts
Showing posts with label Absurd. Show all posts

Thursday, September 13, 2012

Mengharapmu

Jika sekarang aku hanya sekedar pelarianmu, maka suatu saat nanti aku berharap aku adalah persinggahanmu yang terakhir.
Menyakitkan adalah ketika orang yang kamu sayangi bercerita tentang orang yang dia sayangi, kepadamu.

Aah...betapa perihnya hati ini tiap kali ku dengar engkau menyebut dirinya dengan kata 'wanitaku'. Seberapa tidak pekanya dirimu kepadaku setiap kali kali engkau bercerita tentangnya dan aku hanya bergumam ooh padamu.
Apa kamu tidak mampu membaca ketulusan yang terpancar dimataku?
Apa aku hanya pantas menyandang status sahabat buatmu?
Apa kamu tak menyadari siapa yang lebih tulus menyayangimu?
Dan......
Apa aku salah jika mengharapkan kamu merasakan perasaanku?
Apa aku salah jika  berharap aku dan kamu menjadi kita?
Apa aku salah jika mencintaimu diam-diam?

Saturday, September 8, 2012

Tentang Rasa (Dwitasari)

Kita pernah sepakat, untuk tak satukan rasa, untuk membiarkan semuanya termakan waktu, lalu terlupakan oleh jarak yang terbentang. Aku dan kamu pernah berjanji, agar tak membawa segala rasa dan persepsi ke arah yang lebih serius. Kita bertahan, terus
bertahan, namun semua diluar dugaan. Sesuatu yang telah kita tolak kehadirannya memilih untuk
menampakan diri. Lalu, aku dan kamu semakin mencoba untuk tak peduli, dan bertahan untuk merawat gengsi.
Tak bisa dipungkiri, ada rindu yang diam-diam tertanam, ketika ragamu tak mampu kurengkuh, ketika sentuhanmu tak selalu kurasakan.
Kita menjalin hubungan, tak terikat, tapi timbulkan beberapa akibat; jatuh cinta. Iya, dan aku dan kamu masih berusaha memungkiri yang selama ini terjadi. Tak mau saling mengaku dan masih ingin
menyembunyikan. Aku dan kamu masih terlibat trauma, dan tak ingin buru-buru mengucap kata cinta.
Sekarang, ketika pengakuan sudah saling terucapkan, ketika rasa kita mulai temukan penyatuan, ternyata masih ada tantangan; jarak. Yang sulit kita lawan dan sangat sulit kita hadapi sendiri. Masih ada pertengkaran di tengah rasa rindu, dan ada rasa rindu di balik rasa angkuh dan keras kepala kita
masing-masing.
Mengutip perkataanmu, saat dekat ribut, saat jauh baru terasa kangen.
Lihatlah, kita saling mencintai, mengasihi tapi kebingungan mencari cara untuk mengungkapkan dan mengucapkan. Kita terlalu berharap pada waktu dan juga keadaan yang diam-diam akan bocorkan yang kita rasakan.
Sampai sekarang tak ada status yang benar-benar jelas.
Kadang, kita menjauh, kadang, saling berdekatan. Kita seperti gedung- gedung tinggi di Jakarta, saling
berhadapan tapi enggan
bersentuhan.
Kita terlalu sering dijauhkan jarak, terlalu sering memperdebatkan hal
sepele, tapi rindu masih memegang kendali. Aku dan kamu belum benar- benar saling melupakan.

Jika jemari ditakdirkan untuk menghapus air mata, mengapa kali ini aku menghapus air mataku
sendiri? Dimanakah jemarimu saat tak bisa kau hapuskan air mataku???

Tuesday, August 28, 2012

Apa Kabar Dirimu?

Hy…apa kabar? Pertanyaan yang tak pernah absent untukmu selama kita tidak berjumpa, yah…tepatnya sebulan lalu, 28 Juli 2012, bukan? Bahkan aku masih ingat dengan jelas menit dan detiknya, dan bagaimana cara kita mengakhiri pertemuan kita setelah kebersamaan yang tidak cukup sebulan itu. Semua terasa singkat, pertemuan yang begitu singkat dan dengan perasaan yang tiba-tiba hadir dihatiku untukmu, tepatnya. Tapi satu yang kusadari, dan begithu sangat tidak singkat untukku yaitu mencintai dan merindukanmu. Aku tidak pernah merasa ingin singkat untuk mencintaimu dan merindukanmu.
Long Distance Relationship, situasi yang telah aku sadari sebelum aku dan kamu, kita menjadi lebih dekat. Yah pastilah, aku Cuma liburan kesana tapi takdir selalu memberikan kejutannya padaku. Yang akhirnya, mempertemukan aku denganmu, menyatukan hatiku dan hatimu (yang entah sampai kapan), dan yang paling berubah adalah, kamu yang menggantikan dia yang dulu menjadi tokoh utama dalam hidupku dan dalam tulisanku.
Ingat 2 hari sebelum kita pisah? Ah…iya, aku masih ingat. Yang malam itu akhirnya kamu jujur ke aku, kalau sebenarnya kamu daftar polisi dan besoknya adalah hari pengumuman. Aku sempat nyessek loh, kenapa baru waktu itu kamu cerita ke aku. Dan satu hal yang harus aku terima lagi, selain LDR denganmu maka tidak akan ada komunikasi selama 2 bulan diawal pendidikanmu. Iya, kalau dua bulan tapi kalau sampai pendidikanmu selesai baru kamu dibolehin pegang hp berarti selama 7 bulan kita nggak komunikasi? Syukurnya juga kalau kamu lulus di kota dimana aku kuliah tapi kalau lulusnya di Ibu kota? Aah…pikiranku saat itu udah benaran kacau badai, padahal belum ada kepastian kamu lulus atau enggak.
Pas hari H pengumumanmu, lagi-lagi kamu tega buat aku deg-degan, khawatir badai dan segala macamnya. Gimana tidak, aku hubungin kamu dari jam 8 pagi sampai buka puasa dan kamu benar-benar nggak ngasih aku kabar, malahan hpmu di nonaktifkan, iya kan? Padahal kamu tahu, besoknya itu aku udah harus balik ke Sulawesi.
Aku bahkan sempat khawatir, kalau malam yang kita janjikan untuk jalan ke Monumen akan batal juga. Hingga akhirnya, pukul 6.30, kamu datang ke resto tanpa senyuman bahkan ketika aku menyapamu dengan senyuman. Kamu mengambil duduk disampingku tapi tanpa melihat ke arahku.
“gimana hasilnya, kak? Kok nggak kasih kabar?” tanyaku padamu.
Hening panjang…nggak ada jawaban, lagi-lagi kamu membisu.
“Kaak…” rengengekku waktu itu.
“kakak…nggak lulus”. Ucapmu. Deeeg…jantungku seakan berhenti berdetak, inikah yang ku inginkan? Tapi aku juga tidak menginginkan kesedihannya.
Bahkan aduanku ke Mama, hanya dijawab dengan senyuman dan lagi-lagi Cuma ucapan seperti siang tadi, “Percaya…dia pasti lulus”.
Aku yang udah cemburut lagi-lagi ngomong ke Mama, “ahh…Mama soktau, dia ajah bilang nggak lulus.”
Hingga akhirnya tawamu pecah, dan bilang kalau kamu lulus hanya saja ini ide gila kamu dan Mama buat ngerjain aku. Rencana kamu waktu ke resto tadi siang, pas aku lagi keluar.
Senengnya itu, ketika lihat Mama akur dengan orang yang aku sayang. Eh iya yah…kamu memang bukannya minta izin dulu ke Mama sebelum akhirnya benar-benar dekatin aku. Bahagianya lagi, pas tahu kamu lulus dikota dimana aku melanjutkan kuliah.
Hmmm……aku harap, aku menjadi orang kedua yang kamu hubungin setelah orang tuamu ketika pendidikanmu berakhir.

Wednesday, May 9, 2012

Cinta Diam-Diam

Orang yang jatuh cinta diam-diam tahu dengan detail semua informasi orang yang mereka cintai “diam-diam” itu, walaupun mereka belum pernah bertemu.
Mereka akan tahu nama panjangnya, berapa jumlah sodaranya, biasa makan di kantin mana, apa makanan kesukaannya, akun twitter dan facebooknya, rumahnya, warna kesukaannya, dan lain lain.
Dari mana mereka tau semua itu?
Seperti biasa.. dari informasi, dari teman, dari pengamatan sendiri, dan dari rasa ingin tau yang tinggi tentang orang yang sedang di taksir.
Orang yang jatuh cinta diam-diam memenuhi catatannya dengan perasaan hati yang tak tersampaikan.
Mereka menulis surat cinta yang-gak-akan-pernah-disampaikan di belakang buku catatan mereka. menulis inisial nama mereka dengan diimbuhi lambang LOVE, membuat puisi-puisi dan lirik lagu yang mewakili perasaan mereka, menggambar karikatur orang yang di cintai “diam-diam” dan lain-lain.
Orang yang jatuh cinta diam-diam akan selalu merasa senang saat berpapasan dengan orang yang mereka cintai diam-diam.
Walaupun hanya dalam hitungan detik, tapi pada saat itulah mereka akan merasa sangat dekat dengan orang yang mereka cintai diam-diam tsb.
Orang yang jatuh cinta diam-diam akan sering melamun dan menyesali saat-saat ada didekat orang yang mereka cintai diam-diam namun tidak berani mengeluarkan sepatah katapun,
Orang yang jatuh cinta diam-diam akan merasa cukup dengan hanya melihat orang yang mereka cintai diam-diam dari jauh, dan memastikan mereka tertawa lepas bersama teman-teman mereka lainnya.
Pada akhirnya…
Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendoakan.
Mereka Cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap.
Pengharapan yang udah ada dari dulu, tumbuh dalem hati mereka, dari keciiil, trus semakin besar semakin besar, dan pada akhirnya menjauh.
Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya hanya bisa menerima
Mereka harus bisa menerima kenyataan bahwa kenyataan berbeda dengan apa yang mereka inginkan.
(karena sebenarnya Allah tidak memberi semua hal yang kita inginkan, tapi DIA Yang Maha Esa akan selalu memenuhi semua hal yang kita butuhkan)
Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa merelakan.
Mereka Cuma bisa merelakan orang yang mereka cintai “diam-diam” tersenyum, hidup, dan bahagia dengan orang lain yang orang tsb cintai
Orang yang jatuh cinta diam-diam, hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, “jatuh cinta sendirian”
sumber : marmut merah jambu – raditya dika (dengan sedikit perubahan) :D

Thursday, May 3, 2012

Renungkanlah (Secarik Surat dari Iblis)


Seandainya engkau cerdas, tentu engkau akan lari dariku. 
Kemudian engkau memohon ampunan kepada Allah di tahun-tahun akhir dari usiamu yang tinggal sedikit ini.
hingga engkau mendapatkan pahala serta kenikmatan iman,
sebelum ridha Allah SWT yang abadi di dalam syurga.

Daripada engkau kelak akan dilemparkan ke jurang neraka yang terdalam bersamaku, abadi selamanya!
Akan tetapi aku yakin,
bahwa engkau lebih mencintaiku daripada kecintaanmu kepada Allah dan kepada Rasul-Nya!

Aku tetap yakin,
bahwasanya engkau lebih mendahulukan hawa nafsumu
daripada ketaatan kepada Allah dan janji syurga yang masih jauh katamu.
Sungguh! Engkau adalah sahabatku yang terkasih!
Yang menyesatkanmu.

YANG TERKUTUK
IBLIS

NB : dia ada saat kau cari terang, dia ad saat kau cari gelap..
tapi dia tak ada kala kau sadar ... 
kesadaran manusia akan membuatnya diam diantara sisi terang dan gelap...
bisikan nafasnya penuh rindu, helaan nadinya sahdu.
tapi jaminan yang mengikutinya adalah pandu menuju ke liang yang tak berindu padu.
NERAKA..



Tuesday, April 24, 2012

Biarlah (Hanya Aku)


 
kebanyakan orang menganggap aku perempuan kuat,
hingga pada saat mereka menyakitiku dan akhirnya mereka tak peduli...

kebanyakan orang menganggap aku berfikir logis hingga pada akhirnya mereka menyinggungku,
mereka berfikir hal itu takkan menyinggungku dan akhirnya mereka merasa tak bersalah...

kadang orang menganggap aku perempuan yang mandiri hingga pada saat mereka menghilang dariku,
mereka kan berfikir hal itu takkan membuatku kehilangan dan akhirnya mereka kan datang semau mereka...

kebanyakan orang menilaiku perempuan yang tak pernah sedih hingga pada saat mereka menceritakan kesedihannya, mereka fikir tak masalah dengan aku karena aku dinilai tak pernah miliki masalah dan akhirnya mereka tak peduli perasaanku...

kebanyakan orang menganggapku bahagia hingga pada saat mereka berbagi kebahagiaan,
mereka berfikir aku akan ikut bahagia dan akhirnya mereka tak peduli jika hatiku tak lagi bahagia..

kebanyakan orang menganggap aku lelaki hingga pada saat mereka berkata tentang wanita,
mereka berfikir aku takkan tercela dan akhirnya mereka hanya cerita dari satu sisi...
kadang inginku berkataa
aku juga wanita, aku juga miliki hati,,
aku juga manja,,
aku juga perasa dan aku tak bahagia..
bisakah kalian mengerti...???
aku juga ingin bercerita namun sayangnya sampai saat ini, aku hanya simpan ini di hatiku..
tak pernahku biarkan orang-orang tahu,
biarlah hanya aku yang tau aku,
hanya aku yang dengar aku,
hanya aku yang bahagiakan aku, dan...
hanya aku yang mengerti aku...

Wednesday, February 22, 2012

Cerita Abal-Abal

Teringat tentang diriku di masa kecil,
Tentang aku yang tak pernah suka dengan jarum suntik,
Tentang aku yang tak pernah suka dengan obat
bahkan untuk menginjakkan kaki di rumah sakit dan bertemu dengan orang yang beridentitas dokter akan menjadi musuh terbesarku selama ini…


Meskipun beribu omelan papa dan mama berkocol di telingaku
ketika aku sakit atau hanya sekedar mencabut gigi,
namun itu semua takkan pernah mengubah keputusanku untuk tidak benci itu semuanya, benci dengan apa-apa yang berhubungan dengan rumah sakit.
Tapi apa yang terjadi dengan diriku sekarang???

Rumah sakit menjadi rumah keduaku,
dokter dan perawat menjadi temanku,
obat-obatan telah menjadi makananku dan jarum suntik telah menjadi mainanku.
Itu karena aku telah di vonis dengan sebuah penyakit yang mematikan, penyakit yang tak pernah ku duga sebelumnya.
Yeaah, sedikit bocoran tepat di jantungku.
Dan mungkin sekarang aku harus terpaksa berbohong pada seseorang yang menyangiku selain orang tuaku,
Lelaki kedua yang singgah di hatiku setelah papa.
Aku hanya tak ingin menambah level kecemasannya.
Akan ku katakan operasi amandel padanya,
Mungkin dengan alasan itu saja sudah cukup membuatnya sangat mencemaskanku.
Mungkin jika operasi ini gagal dan aku mati,
setidaknya ada alasan tentang kematianku untuknya.
Operasi amandel, seperti yang dia tau.
Bukan cangkok jantung, pada kenyataanya.

Tuesday, February 21, 2012

Konflik Hidup (Sadarlah Sebelum Semua Terlambat)

"sahabat itu hanya ada dalam cerita dongeng, cerpen, dan novel. Sahabat hanya akan ada dalam ilusi dan dunia mayamu, tak akan pernah ada dalam kenyataan. TIDAK AKAN PERNAH ADA SAHABAT DALAM HIDUPMU.."
kata-kata yang penuh ketegasan itu membuat dadaku sesak seketika, mulutku terbuka tapi tak mampu berucap.
"sadarlah!!!!! Kamu jangan pernah tertipu dengan kata-kata indah tapi palsu itu. Apa kamu masih percaya sahabat itu ada setelah dia membuatmu menangis? Kamu bahkan terlalu naif untuk menerima dia dalam hidupmu lagi. Mungkin sudah saatnya aku menyadarkanmu dari kebodohanmu, aku bahkan sangat iba melihatmu"
"tidaaaaaakk...sahabat itu ada, dia ada disaat aku suka dan duka, dia ada dalam hatiku.
Kamu tidak tahu apa-apa tentang dia." ucapku tak kalah tegasnya
.
"hahhahaaa...sahabat itu ada katamu? Ada dalam hatimu? Sekarang tunjukkan padaku, dimana dia sekarang? Paling tidak kau sebutkan namanya agar aku tahu siapa orang kamu maksud 'dia'?"
lagi-lagi aku terdiam, aku menutup kedua kupingku. Enggan rasanya aku mendengar kata-katanya yang penuh dengan ejekan itu.
"kenapa kamu terdiam, kamu tidak tahu siapa sosok dia dalam cerita dongengmu? Hahhaaa...dasar bodoh!" umpatnya padaku.
"cuukuuuuup...aku muak mendengar semua ocehanmu. Aku tidak akan mungkin menyebutkan namanya padamu, tidak akan mungkin karena aku........." ucapku tak mampu melanjutkan kata-kata itu.
"karena apa? Karena kamu tidak tahu dia siapa atau kamu takut aku akan merebut dia darimu seperti dia telah merebut kekasihmu?
Sekarang tengadahkan wajahmu padaku, perhatikan aku, tatap mataku dan jawab pertanyaanku!" perintahnya padaku.
Dengan sedikit kekuatan hati, ku turuti keinginannya, keinginan orang berjubah putih dengan pancaran cahaya disekitarnya. Aku tidak tahu, pantaskah dia disebut manusia atau mungkin dia lebih pantas menyandang gelar MALAIKAT.
"apa kamu pernah percaya dengan orang lain?" tanyanya dengan tatapan mata yang sangat tajam. Andai tatapannya adalah pisau, mungkin aku telah terluka parah karenanya.
Tapi sayang, tanyanya tak mampu ku jawab dengan kata, hanya air mataku yang mampu menetes.
"jawab aku, aku tidak butuh air matamu atau kau terlalu malu untuk jujur padaku bahwa kau hanya menganggap mereka figuran dalam ceritamu? Kau tidak akan hina jika kau jujur padaku. Kenapa kamu diam?"
Teriakannya yang begitu keras seakan meruntuhkan langit-langit kamarku, andai orang lain mampu mendengar teriakan itu mungkin mereka bisa menolongku untuk selamat dari bencana ini.
"dasar cengeng." ucapnya sambil melayangkan tamparan yang begitu keras dipipiku.
"sabarlah...aku akan membuktikannya padamu" ucapku sambil memegang ke dua pipiku.
"buktikanlah, jika kau belum terlambat!" ucapnya sambil tersenyum sinis.
Pandanganku kabur dan gelap, aku pingsan atau mungkin aku akan bertemu TUHAN bersamanya. Aku tak bisa ingat apa-apa lagi..

+++
"dimana aku....? Tempat apa ini ?
Dia hanya memandangku dengan senyum kemenangan.
"kembalikan aku ke rumahku, aku tidak mau disini!" teriakku sambil meronta.
"huuusst...percuma,, jadi diamlah. Disini adalah tempat paling aman untukmu, tak ada siapa-siapa yang akan mengaturmu bahkan tak akan ada lagi orang yang menangis dan menertawai kondisimu."
"lihatlah mereka. Apa mereka sedih kehilanganmu? Bersedihpun tidak apalagi menangis untukmu."
"inikan yang kau pinta disetiap doamu? Kau ingin ketenangan karena kau muak dengan hidupmu" ucapnya serius namun dengan nada mengejek.
"tapi.......dia?"
"hahhaa...lupakanlah! Dia tidak akan membuatmu bahagia. Kau hanya akan bahagia disini, bersamaku!"
Aku tak mungkin menyangkal lagi, air mataku hanya mengalir dipipiku bagaikan air tsunami yang melalap Jepang.
Aku sadar, ini semua maksud dari doa-doa yang selama ini ku pinta padaNYA. Memohon kehidupan yang kekal disampingNYA, aku bahkan lupa masih ada orang yang sangat menyayangiku.
Tapi terlambat, aku telah ada disini bersamanya.
"oh TUHAN....semua salahku." ucapku lirih dalam hati.
"sudahlah......jangan tangisi keadaanmu. Berbahagialah dengan pilihanmu. Jangan sampai ALLAH semakin murka dan melemparmu ke Neraka!" ucapnya seakan mampu membaca jalan fikiranku...
Follow Us

About Us

Advertisment

Like Us

© Viya's World All rights reserved | Theme Designed by Seo Blogger Templates